selamat datang di blog kami . . . semoga ilmunya bermanfaat . . .

Jumat, 19 November 2010

Osteoporosis

DEFINISI
Osteoporosis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh penurunan densitas tulang, menurunnya kekuatan dan mengakibatkan rapuh tulang. Osteoporosis secara harfiah menyebabkan tulang keropos normal yang kompresibel, seperti spons. Gangguan ini dari kerangka melemahkan tulang dan mengakibatkan sering patah tulang (istirahat) dalam tulang. Tulang normal terdiri dari protein, kolagen, dan kalsium yang semuanya memberikan kekuatan tulang. Tulang yang terpengaruh oleh osteoporosis dapat mematahkan (fraktur) dengan cedera yang relatif kecil biasanya tidak menyebabkan patah tulang. Patah tulang dapat berupa dalam bentuk cracking (seperti pada patah tulang pinggul) atau roboh (seperti dalam fraktur kompresi vertebra tulang belakang). Tulang belakang, pinggul, rusuk, dan pergelangan tangan adalah area umum patah tulang dari osteoporosis meskipun patah tulang yang terkait dengan osteoporosis dapat terjadi di hampir semua kerangka tulang.
Osteoporosis sering kali disebt “silent disease”, karena tidak menyebabkan gejala yang jelas hingga terjadi patah tulang untuk pertama kalinya. Osteoporosis dapt dicurigai atau didiagnosis berdasarkan scan spesifik yang dilakukan di rumah sakit, namun kecil kemungkinannya seseorang akan menjalani scan tersebut bila seseorang telah mengalami patah tulang atau sangat jelas beresiko mengalami osteoporosis.

PENYEBAB
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

JALANNYA PENYAKIT
Genetik, nutrisi, gaya hidup (missal: merokok, konsumsi kafein, dan alkohol), dan aktifitas mempengaruhi puncak masa tulang pada pria masa tulang lebih besar dan tidak mengalami perubahan hormonal mendadak. Sedangkan pada peremuan, hilangnya esterogen pada saat menopause dan pada ooforektomi mengakibatkan percepatan resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca menopause.
Diet Calsium dan vit.D yang sesuai harus mencukupi untuk mempertahankan remodeling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium da vit.D tidak mencukupi selama bertahun-tahun tyang dianjurkan (RDA: recommended daily allowence) meningkat pada usia 11-24 tahun ( adolesen dan dewasa muda) hingga 1200 mg per hari, untuk memaksimalkan masa tulang RDA untuk orang dewasa tetap 800 mg tetapi pada perempuan pascamenopause 1000-1500 mg per hari. Sedangkan pada lansia dianjurkan mengkonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas, karena penyerapan kalsium kurang efisien dan cepat diekskresikan melalui ginjal. (smeltzer, 2002).
Demikian pula, bahan katagolik indogen ( diproduksi oleh tubuh ) dan eksogen dapat menyebabkan osteoporosis. Penggunaan kortikosteroid yang lama, syndrome cushing, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme menyebabkan kehilangan tulang. Obat-obatan seperti isoniazid, heparin, tetrasiklin, antasida yang mengandung alumunium, furosemid, antikonvulsan, kortikosteroid, dan suplemen tiroid mempengaruhi penggunaan tubuh tubuh dan metabolism kalsium.
Imobilitas juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis. Ketika diimobilisasi dengan gips, paralisis atau inaktivitas umum, tulang akan diresorpsi lebih cepat dari pembentuknya sehingga terjadi osteoporosis.

MANIFESTASI KLINIS
Osteoporosis sering disebut “Silent disease” karena terjadi kehilangan massa tulang tanpa gejala. Orang – orsng tidak mengetahui, mereka terkena osteoporosis setelah tulang-tulang mereka menjadi lemah yang mana ketegangan tiba-tiba benjol atau bengkak, atau jatuh yang berakibat fatal pada tulang pinggul, vertebral, atau fraktur pergelangan tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar