selamat datang di blog kami . . . semoga ilmunya bermanfaat . . .

Sabtu, 27 November 2010

Nuzulul Qur'an

A. Pengertian Nuzulul Qur’an
Menurut bahasa nuzulul Al-Qur’an artinya turunnya Al-Qur’an. Adapun yang dimaksud adalah pemberitahuan Allah tentang Al-Qur’an kepada segenap penghuni langit dan bumi dalam semua segi dan aspeknya ¬
Sedangkan makna diturunkanya Al-Qur’an ialah , dilahirkanya dari alam ghaib ke alam syahadah dengan cara melahirkan rupanya yang bersifat alam kepada utusan-utusan ( para malaikat yang dijadikan utusan ), atau dengan jalan dilahirkan ke Louhul Mahfudh.

B. Cara dan Fase Nuzulul Qur’an
1. Fase Turunya Al – Qur’an
a. Turunya Al-Qur’an itu ada dua tahab Al-Qur’an turun langsung sejumlah 30 Juz, yaitu dari Lauhul Mahfudz ke baitul ‘Izah ( langit bumi )
b. Turun secara berangsur-angsur, selama kurang lebih 23 tahun, yaitu dari langit bumi kepada Nabi Muhammad SAW
2. Cara Turunnya Al-Qur’an
Menurut pemeriksaan para ahli, bahwa, bahwa Nabi kita menerima wahyu dengan berbgai cara dan telah menerima perintah dengan cara itu. Terdapat tujuh cara, wahyu diterima Nabi Muhammad SAW.
a. Dengan cara mimpi
b. Dengan cara dihembuskan ke dalam jiwanya perkataan yang dimaksud.
c. Dengan cara seperti gemerincing lonceng yang sangat keras. Martabat inilah yang paling berat diterima Nabi.
d. Dengan cara Malaikat menyerupakan sebagai seorang laki-laki. Jibril pernah datang kepada Nabi dalam rupa Dihyah Ibn Kholifah, Seorang lelaki yang sangar elok rupanya.
e. Dengan cara Jibril menampakan rupa yang asli yang mempunyai enamratus sayap.
f. Dengan Allah berbicara dari belakang hijab, baik dalam keadaan Nabi sadar (jaga) sebagai dalam malam Isro’, ataupun dalam keadaan tidur.
g. Dengan cara Isrofi turun dengan membawa beberapa wahyu sebelum Jibril datang membawa wahyu Al-Qur’an
Menurut penerangan Amir Asy Sya’bi, bahwa tiga tahun lamanya Isrofil terlihat bersama Nabi dan menyampaikan beberapa ketetapan. Sesudah itu barulah Jibril membawa Al-Qur’an
Ibnu Qoiyimi menyebut dalam Az Zad menyebut tujuh cara juga. Akan tetapi tidak menyebut cara keenam yang disebut oleh Suhaili sebagai gantinya disebutkan cara yang ke enam : Wahyu Tuhan kepada Nabi kala Nabi berada di ruang angkasa pada malam mi’roj. Dan yang ke tujuh dikatakan : Kalam Allah kepada Nabi tidak memakai perantara malak seperti Tuhan berkata kepada Musa.
Asy Syamsi dalam sirohnya dengan delapan cara: yang ke tujuh ialah : Datang wahyu sebagai suara lebah. Ini diberitakan oleh Umar ; Bahwa apa bila Rosulullah menerima wahyu, didengar disisinya sebagai suara lebah.Dan yang ke delapan ialah : Faham yang dimasukan ke dalam hati di kala belliau berjihad menetapkan hukum.
Segolongan ahli ilmu berpendapat , bahwa ada lagi suatu cara turunya wahyu, yaitu Tuhan langsung berbicara dengan Nabi bermuka-muka dengan tidak ada hijab. Pendapat ini berdasar pada faham, bahwa Nabi ada melihat Allah dengan mata kepala.Ini ssuatu masalah yang diperselisihkan antara para ‘ulama’ salaf dan kholaf, srta jumhur sahabat bahwa mereka menyetujui pendapat ‘Aisyah yang menolak dengan keras bahwa Nabi ada pernah melihat Allah dengan mata kepalanya. ‘Usman Ibnu said Ad Darimy dalam sunanya menghikayatkan ijma’ sahabat terhadap pendapat Aisyah itu.
Menurut riwayat yang shohih, bahwa Nabi SAW menerima wahyu yang datng dengan suara yang keras menyerupai gemerincingnya lonceng, dengan sangat sangat berat, keluar peluh dari dahinya meskipun hari sangat dinginya.Dan kendaraanya menderum ketanah kala beliau sedang menungganginya. Pernah sekali datang wahyu demikian, di kala paha beliau letakan pada paha zaid bin tsabit, lalu zaid merasa berat sekali paha Nabi itu.
Oleh karena demikian, maka para pengarang barat menuduh, bahwa Nabi sering-sering tertimpa epilepsy ( ayan ). Padahal tanda-tanda penyakit tersebut yang menurut ilmu kedokteran tidak sedikitpun juga terdapat pada Nabi kita kala turun wahyu
Kemudian tentang apakah materi yang diturunkan, para ‘ulam’ berselisih faham.
a. Pendapat yang pertama,menetapkan yang diturunkan itu lafad dan makna. Jibril menghafal Al- Qur’an dari louh mahfuz lalu menurunkanya.
b. Pendapat kedua menetapkan, bahwa jibril menurukan maknanya saja. Rosul memahami makna-makna itu lalu menakbirkan dalam bahasa Arab.
c. Pendapat ke tiga menetapkan bahwa Jibril menerima makna, lalu Jibril mentakbirkan dalam Bahasa Arab. Dan ada faham bahwa isi langit membaca Al-Quran dalam bahasa Arab Lafaz Jibril itulah yang diturunkan kepada Nabi.SAW.
Kata Al Juainy itu yakni yang diturunkan terbagi dua.
a. Pertama; Bagian yang disampaikan Allah kepada Jibril : Katakanlah kepada Nabi yang engkau diutus kepadanya, bahwa Allah bertitah begini atau menyuruh mengerjakan begini. Jibril memahamkan apa yang dititahkan tuhan. Kemudia ia membawa turun kepada Nabi dan lalu menyampaikan apa yang dititahkan Tuhan. Akan tetapi bukan dengan ibarat yang didengar dari Tuhan, yakni yang disampaikan itu hanya maknanyasaja
b. Kedua; bagian yang Tuhan bertitah kepada Jibril, Bacakanlah kepada Nabi Kitab ini. Maka Jibrilpun turun membawa yang disuruh baca itu dengan tidak mengubah lafaznya

C. Argumen dan Hikmah Nuzulul Qur’an Secara Bertahap
1. Argumen Nuzul Al-Qur’an Secara Bertahap
Sosialisasi dan penjabaran hukum-hukum Al-Qur’an berdasar atas empat prinsip
a. Penerangan hukum secara bertahap
b. Mnyederhanakan beban
c. Menghilangkan suatu yang memberatkan
d. Mengurangi suatu yang memberatkan

2. Hikmah Turunya Al Qur’an Secara Bertahap
a. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan.Oarang akan enggan melaksanakan perintah dan larangan, sekiranya perintah dan larangan itu diturunkan sekaligus banyak.
b. Di antaranya ada ayat-ayat itu yang nasih dan mansuh sesuai dengan kemaslahatan. Hal ini tidak bisa dilakukan sekiranya Al Qur’an it trun sekaligus
c. Turunya suatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesan dan lebih berpengaruh di hati.
d. Memudahkan penghafalan.Orang-orang musyrik yang telah menanyakan mengapa Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus, sebagai mana tersebut dalam Surat Al Furqon, ayat 32 yang berbunyi sebagai berikut :
e. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atau atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan. Contohnya adalah Surat Al Kafirun. Hal ini tidak bisa terlaksana kalau Al Qur’an diturunkan sekaligus
D. Ayat Pertama dan Terahir
1. Ayat Yang pertama kali diturunkan ialah Surat Al ‘Alaq 1 sampai dengan 5 yang berbunyi :

a. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
b. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
c. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.
d. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
e. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Inilah ayat-ayat Al Qur’anul Karim yang mula-mula diturunkan. Seperti kelihatan bahwa ayat-ayat ini belum menyuruh Muhamad menyeru masnusia menyeru suatu agama dan belu ada yang memberitahukan kepadanya bahwa dia adalah utusan Allah
2. Sedangkan ayat yang terakhir diturunkan ialah Surat Al Maidah ayat 3 yang berbunyi sebagai berikut :

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.”



E. Fatrotul Wahyi
Fatrotul wahyi artinya masa sunyi dari turunnya wahyu yang selang beberapa tahun tidak turun lagi. Sehingga orang-orang kafir mengira bahwa Tuhannya Muhammad telah melupakannya. Hal ini di jawab Allah dalam Al-Qur’an surat Adduha ayat 3 yang berbunyi :

“Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.”
Sementara waktu orang-orang musyrik berkata “Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepada-Nya.” Maka turunlahayat ini untuk membantah orang-orang Kafir tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar